Sejak jaman belanda (virra melliana)
Sejak Zaman Belanda Setu Patok Belum Dinormalisasi
Kabupaten Cirebon
Kondisi tampungan air di Waduk Setu Patok di Kecamatan Mundu tidak optimal. Sedimentasi yang terjadi di waduk yang dibangun sejak zaman penjajahan Belanda tersebut, begitu tinggi hingga daya tampung bendungan menjadi tidak optimal. Kondisi tersebut menyulitkan para petani di Kecamatan Mundu, Asjap dan Pangenan. Karena waduk tersebut menjadi satu-satunya sumber air yang bisa dimanfaatkan di musim kemarau.
Anggota Komisi DPR RI Yoseph Umar Hadi yang mengunjungi dan melihat langsung kondisi Waduk Setu Patok mengatakan, bakal mengusulkan normalisasi waduk tersebut sebagai salah satu program prioritas pemerintah tahun 2019 untuk segera dilakukan normalisasi.
“Ini kita akan usulkan. Kita prioritaskan untuk normalisasi pada 2019. Saat ini langsung kita proses. Ini harus segera dinormalisasi karena sudah lama sekali. Bahkan sejak dibangun di zaman Belanda, belum sekalipun dilakukan normalisasi,” ujar Yoseph.
Menurut Yoseph, Waduk Setu Patok adalah sumber air utama untuk kebutuhan pertanian warga di sejumlah kecamatan di Kabupaten Cirebon. Oleh karena itu, fungsi dari waduk tersebut harus dikembalikan agar bisa mendebit air secara maksimal dan mampu mengatasi persoalan air di musim kamarau.
“Kalau diperkirakan, ini paling tidak akan menydot anggaran sekitar Rp25 miliar. Ini akan kita ajukan agar nanti bisa segera dieksekusi Kementerian terkait dan bisa segera terealisasi. Saya akan kawal ajuan ini,” imbuh Yoseph.
Selain untuk keperluan pertanian, keberadaan waduk tersebut nantinya akan bisa menopang dan mendongkrak ekonomi pedesaan melalui pengembangan agrowisata ataupun desa wisata, sehingga masyarakat sekitar memperoleh manfaat maksimal dari keberadaan waduk tersebut.
“Saya sudah komunikasikan, dan ini harus jalan. Kita akan coba perbaiki akses jalan secara perlahan, agar nanti bisa memudahkan dan membuka akses masuk pengunjung ataupun untuk aktivitas masyarakat lokal. Ini potensinya bagus untuk agrowisata, pengelolanya bisa Bumdes,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Bumdes Rancang Jaya menuturkan, pihaknya sudah menyiapkan lahan seluas lima hektare untuk percontohan pengelolaan agrowisata Bumdes yang ditopang oleh keberadaan Waduk Setu Patok. Namun, agar hasil yang diperoleh bisa maksimal, pihaknya sangat membutuhkan support dari pemerintah untuk membantu membangun dan menata kawasan Setu Patok.
“Kita sudah ada lahan, luasnya sekitar 5 hektare ini untuk percontohan pengelolaan Bumdes. Tapi tentu kita butuh support dari pemerintah, untuk memperbaiki akses jalan ke lokasi dan penataan kawasan Setu Patok,” ungkapnya.
Sebuah kisah misteri sempat viral bersama kabar hanyutnya seorang remaja di Waduk Setupatok, Cirebon. Sosok yang dianggap penampakan hantu atau raksasa mistrerius tertangkap kamera saat proses evakuasi korban hanyut.
Setelah viral, muncul konfirmasi mengenai sosok penampakan tinggi besar di tengah kerumunan warga yang sedang mengevakuasi korban.
Berdasarkan penelusuran Solopos.com, Kamis, 15 Maret 2018, menurut beberapa sumber, peristiwa hanyutnya remaja itu terjadi pada Kamis, 1 Maret 2018.
Remaja yang menjadi korban itu bernama Arya (16), warga Desa Penpen, Kecamatan Mundu, Cirebon, Jawa Barat. Jenazah Arya ditemukan sore hari menjelang Magrib.
Proses evakuasi pun menarik perhatian banyak warga Cirebon. Belum lama ini video proses evakuasi viral di media sosial (medsos). Akun Instagram @ndorobeii mengunggah video viral tersebut dengan keterangan foto menyebut ada penampakan.
Kabupaten Cirebon
Kondisi tampungan air di Waduk Setu Patok di Kecamatan Mundu tidak optimal. Sedimentasi yang terjadi di waduk yang dibangun sejak zaman penjajahan Belanda tersebut, begitu tinggi hingga daya tampung bendungan menjadi tidak optimal. Kondisi tersebut menyulitkan para petani di Kecamatan Mundu, Asjap dan Pangenan. Karena waduk tersebut menjadi satu-satunya sumber air yang bisa dimanfaatkan di musim kemarau.
Anggota Komisi DPR RI Yoseph Umar Hadi yang mengunjungi dan melihat langsung kondisi Waduk Setu Patok mengatakan, bakal mengusulkan normalisasi waduk tersebut sebagai salah satu program prioritas pemerintah tahun 2019 untuk segera dilakukan normalisasi.
“Ini kita akan usulkan. Kita prioritaskan untuk normalisasi pada 2019. Saat ini langsung kita proses. Ini harus segera dinormalisasi karena sudah lama sekali. Bahkan sejak dibangun di zaman Belanda, belum sekalipun dilakukan normalisasi,” ujar Yoseph.
Menurut Yoseph, Waduk Setu Patok adalah sumber air utama untuk kebutuhan pertanian warga di sejumlah kecamatan di Kabupaten Cirebon. Oleh karena itu, fungsi dari waduk tersebut harus dikembalikan agar bisa mendebit air secara maksimal dan mampu mengatasi persoalan air di musim kamarau.
“Kalau diperkirakan, ini paling tidak akan menydot anggaran sekitar Rp25 miliar. Ini akan kita ajukan agar nanti bisa segera dieksekusi Kementerian terkait dan bisa segera terealisasi. Saya akan kawal ajuan ini,” imbuh Yoseph.
Selain untuk keperluan pertanian, keberadaan waduk tersebut nantinya akan bisa menopang dan mendongkrak ekonomi pedesaan melalui pengembangan agrowisata ataupun desa wisata, sehingga masyarakat sekitar memperoleh manfaat maksimal dari keberadaan waduk tersebut.
“Saya sudah komunikasikan, dan ini harus jalan. Kita akan coba perbaiki akses jalan secara perlahan, agar nanti bisa memudahkan dan membuka akses masuk pengunjung ataupun untuk aktivitas masyarakat lokal. Ini potensinya bagus untuk agrowisata, pengelolanya bisa Bumdes,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Bumdes Rancang Jaya menuturkan, pihaknya sudah menyiapkan lahan seluas lima hektare untuk percontohan pengelolaan agrowisata Bumdes yang ditopang oleh keberadaan Waduk Setu Patok. Namun, agar hasil yang diperoleh bisa maksimal, pihaknya sangat membutuhkan support dari pemerintah untuk membantu membangun dan menata kawasan Setu Patok.
“Kita sudah ada lahan, luasnya sekitar 5 hektare ini untuk percontohan pengelolaan Bumdes. Tapi tentu kita butuh support dari pemerintah, untuk memperbaiki akses jalan ke lokasi dan penataan kawasan Setu Patok,” ungkapnya.
Sebuah kisah misteri sempat viral bersama kabar hanyutnya seorang remaja di Waduk Setupatok, Cirebon. Sosok yang dianggap penampakan hantu atau raksasa mistrerius tertangkap kamera saat proses evakuasi korban hanyut.
Setelah viral, muncul konfirmasi mengenai sosok penampakan tinggi besar di tengah kerumunan warga yang sedang mengevakuasi korban.
Berdasarkan penelusuran Solopos.com, Kamis, 15 Maret 2018, menurut beberapa sumber, peristiwa hanyutnya remaja itu terjadi pada Kamis, 1 Maret 2018.
Remaja yang menjadi korban itu bernama Arya (16), warga Desa Penpen, Kecamatan Mundu, Cirebon, Jawa Barat. Jenazah Arya ditemukan sore hari menjelang Magrib.
Proses evakuasi pun menarik perhatian banyak warga Cirebon. Belum lama ini video proses evakuasi viral di media sosial (medsos). Akun Instagram @ndorobeii mengunggah video viral tersebut dengan keterangan foto menyebut ada penampakan.